Jakarta, Kecelakaan tragis terjadi di Tol Jagorawi dini hari kemarin dan merenggut nyawa 6 orang. Putra musisi terkenal, Ahmad Dhani, yang masih berumur 13 tahun terlibat dan diduga menjadi penyebab kecelakaan. Hal ini tentu amat disayangkan mengingat usianya masih di bawah umur.
Secara hukum, remaja yang berusia di bawah 17 tahun tidak dibenarkan menyetir atau mengemudi kendaraan bermotor. Beberapa kalangan menilai, usia yang masih hijau bisa menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan. Pada usia ini, remaja memang cenderung labil.
"Masa remaja memang masa yang labil karena perkembangan psikologisnya tidak secepat perkembangan fisiknya. Jadi mereka cenderung lebih emosional dan perilakunya cenderung lebih nekat," kata psikolog Anna Surti Ariani, Psi, MSi saat dihubungi detikHealth, Senin (9/9/2013).
Psikolog yang juga berpraktek di Klinik Terpadu UI ini menerangkan, ketidakstabilan emosi ini seringkali membuat remaja lebih mudah tersulut emosinya dan kurang memperhatikan keselamatan. Mereka mungkin tidak terima saat disalip orang lain di jalan, lalu terpacu melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Walaupun demikian, psikolog yang akrab disapa Nina ini tak mau menduga-duga dengan apa yang dialami putra Ahmad Dhani sehingga sampai membuat kecelakaan ini terjadi. Yang jelas, Nina menegaskan bahwa anak di bawah umur memang tak seharusnya menyetir kendaraan sendiri karena perkembangan emosinya belum matang.
Yunita Gama Wibowo, psikolog klinis anak dan remaja dari Personal Growth mengamini pendapat Nina. Jika dirunut dari usia pekembangan mentalnya, anak berumur 13 tahun masih masuk dalam kategori remaja awal yang belum berkembang dengan baik kemampuan kognitifnya.
"Secara hukum, tentu ada alasan mengapa seseorang baru diperbolehkan mendapat SIM setelah berusia 17 tahun. Secara psikologis, anak-anak seumur itu masih labil perkembangan emosinya, mereka lebih mudah lelah dan kurang cermat mengambil keputusan," terangnya.
Oleh karena itu, Nina dan Yunita menganjurkan kepada orang tua untuk tegas kepada anak remajanya yang merengek ketika meminta dibelikan mobil. Yang sering jadi masalah adalah, anak-anak dari keluarga mampu seringkali belum merasa keren jika belum mengendarai mobil.
"Boleh-boleh saja umpamanya mau membelikan anak mobil sebagai hadiah atau reward karena berprestasi. Tapi yang pasti, jangan pernah memberikan kunci ke mobil ke anak-anak. Jika anak mau pergi, selalu antar atau sediakan sopir," pungkas Nina. Sumber
0 komentar:
Posting Komentar