Senin, 21 Oktober 2013

JAGALAH LIDAHMU DARI DELAPAN PERKARA DALAM BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM AL-GHAZALI



Pertama : Berdusta. Jagalah lidahmu darinya, baik saat serius maupun saat berkelakar. Janganlah kamu membiasakan dirimu untuk berdusta saat berkelakar, (sehingga itu akan mendorongmu untuk berdusta saat serius). Berbohong adalah salah satu induk dosa-dosa besar.

Kedua : Mengingkari janji. Jangan sekali-kali kamu menjanjikan sesuatu dan tidak memenuhinya, tapi hendaklah kebaikanmu kepada manusia berbentuk perbuatan tanpa ucapan. Apabila kamu terpaksa untuk berjanji, maka janganlah sekali-kali kamu mengingkari, kecuali karena ketidakmampuan atau keterpaksaan. Sebab, hal itu adalah salah satu dari tanda-tanda kemunafikan dan akhlak yang tercela. Nabi Saw bersabda, “Tiga hal; barang siapa dalam dirinya terdapat ketiganya, maka dia adalah orang munafik, meskipun dia berpuasa dan shalat; barang siapa yang apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat.”[1]

Ketiga : Menjaga lidah dari ghibah. Ghibah lebih buruk daripada tiga puluh kali zina dalam Islam. Dalam al-Majma’ (13128), al-Haitsami menyebutkan dari Jabir ibnu Abdullah dan Abu Said al-Khudri, keduanya berkata : Rasulullah Saw berkata,”Ghibah itu lebih buruk daripada zina.” Dikatakan “bagaimana itu?” Beliau berkata,”Seorang laki-laki berzina, lalu bertaubat, sehingga Allah pun menerima taubatnya. Dan sesungguhnya pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai rekannya (yang dighibahinya) memaafkannya.” Al-Haitsami berkata,”Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Ausath.

Keempat : Bertengkar, berbantahan, dan berdebat dengan manusia dalam pembicaraan. Nabi Saw bersabda,”Barang siapa meninggalkan perdebatan, sedang dia salah, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di bagian surga bawah. Dan barang siapa meninggalkan perdebatan, sedang dia benar, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di bagian atas surga.” [2]

Kelima : Menyucikan diri sendiri yakni memujinya dengan kesucian dari dosa. Allah SWT berfirman,”Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”(QS. Al-Najm: 32) 

Keenam : Melaknat. Janganlah sekali-kali kamu melaknat sesuatu pun dari apa yang diciptakan oleh Allah SAWT. Seperti binatang, makanan, atau manusia tertentu. Dan janganlah kamu memastikan kesaksianmu atas seorang diantara ahli kiblat bahwa dia musyrik, kafir, atau munafik. Sebab yang mengetahui hati hanyalah Allah SWT. Olah karena itu, janganlah kamu memasuki urusan antara hamba dan Allah SWT.

Ketujuh : Memohon azab atas makhluk. Jagalah lidahmu dari memohon azab atas seorang diantara makhluk Allah SWT. Apabila dia menzalimimu, maka serahkanlah perkaranya kepada Allah SWT. Tirmidzi (3552) mengeluarkan dari Aisyah ra, dia berkata : Rasulullah Saw bersabda,”Barang siapa memohon azab atas orang yang menzaliminya, maka dia telah membalas dendam”

Kedelapan : Bercanda, mengejek, dan mengolok-olok manusia. Jagalah lidahmu darinya, baik saat serius maupun saat berkelakar. Sebab, semua itu dapat menumpahkan air muka, menjatuhkan wibawa, mendatangkan kesedihan, dan menyakiti hati. Dan semua itu adalah sumber pertengkaran, kemarahan, dan permusuhan, serta menenamkan kebencian dalam hati. Oleh karena itu, janganlah kamu mencandai seseorang. Apabila mereka mencandaimu, maka janganlah kamu membalasnya. Berpalinglah dari mereka sampai mereka memasuki pembicaraan yang lain.[3] Dan jadilah di antara mereka yang apabila bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan diri.[4]




[1] Dikeluarkan oleh Ahmad (2/536, no. 10925), Bukhari (1/84), Muslim (58), Abu Daud (4688) 


[2] Dikeluarkan oleh Tirmidzi (1994 dari Anar ra, dengan redaksi,” Barang siapa meninggalkan dusta, sedang dia salah, maka akan dibangun baginya (sebuah rumah) di bagian bawah surga. Barang siapa meninggalkan perdebatan, sedang dia benar, maka akan dibangun baginya (sebuah rumah) di bagian tengah surga. Barang sipa memperbaiki akhlaknya, maka akan dibangun baginya (sebuah rumah) di bagian atas surga.” Redaksi ini hampir sama dengan yang disebutkan dalam Jami’ al-Ushul (2/1257) 


[3] Berdasarkan firman Allah SWT,’Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain” (QS. An-Nisa; 140). Dan firman Allah SWT, “Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain.”(QS. Al-An’am; 68) 


[4] Berdasarkan firman Allah SWT,” Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbutan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melalui (saja) dengan menjaga kehormatan dieinya.”(QS. Al-Furqan; 72). Dan demi menaati firman Allah,”Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya.”(QS. Al-Qashash; 55)
Share:

1 komentar:

Jasaview.com

Dilihat 30 Hari Terakhir

Jasaview.com
Jasaview.com