A. Pengertian Model Perencanaan Pengajaran
Secara umum istilah
“model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Istilah lain dari “model” juga
diartikan sebagai barang atau benda tiruan.
“Model adalah seperangkat
prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian
kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi”. (Briggs, 1978).
Hasil akhir dari
pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yakni materi dan
strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris yang secara
konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
Pengembangan instruksional
ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan
dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang dikembangkan tersebut
sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem instruksional tersebut
dapat memuaskan hati pengembangannya.
Ada beberapa model
pengembangan instruksional, misalnya model pengembangan instruksional Briggs,
model Banathy, Model PPSI, Model Kemp, model Garlach dan Ely, dan masih banyak
model – model yang belum dibahas.
Model – model tersebut
mempunyai banyak perbedaan dan persamaan. Perbedaan model – model terletak pada
istilah yang dipakai, urutan, dan kelengkapan langkahnya.
B.
Model – Model Perencanaan
Pengajaran
1.
Model PPSI
PPSI merupakan singkatan
dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional. Model PPSI ini memiliki 5
langkah pokok yaitu :
a.
Tahap 1 : Merumuskan
tujuan instruksional khusus
Dalam merumuskan TIK ini
ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :
1)
Menggunakan istilah yang
operasional.
2)
Berbentuk hasil belajar.
3)
Berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati dan diukur.
4)
Dalam satu TIK hanya
memuat satu perubahan tingkah laku.
b.
Tahap 2 : Mengembangkan
alat evaluasi
Kegiatan yang dilakukan
pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah sebagai berikut :
1)
Menentukan jenis tes yang
akan digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya TIK
2)
Menyusun butir tes (item
soal) untuk menilai masing – masing TIK
c.
Tahap 3 : Menetapkan
kegiatan belajar dan materi pelajaran
Kegiatan yang harus
dilakukan adalah :
1)
Merumuskan semua
kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai TIK
2)
Menetapkan kegiatan
belajar yang tidak perlu ditempuh.
3)
Menetapkan kegiatan
belajar yang akan ditempuh.
4)
Menetapkan materi
pelajaran
d.
Tahap 4 : Merencanakan
program kegiatan.
Kegiatan yang perlu
ditempuh sebagai berikut :
1)
Menetapkan strategi
belajar mengajar, termasuk metode yang digunakan
2)
Memilih alat pelajaran dan
sumber bahan atau media yang akan digunakan
3)
Menyusun jadwal penyajian
e.
Tahap 5 : Melaksanak program
1)
Menyelenggarakan pre-tes
2)
Menyajikan Materi
pelajaran
3)
Menyelenggarakan pos tes
4)
Melakukan revisi
2.
Model J.E. Kemp
Menurut Kemp (1977)
pengembangan instruksional atau desain instruksional itu terdiri dari 8
langkah, yaitu :
a)
Menentukan tujuan
instruksional umum (TIU)
b)
Menganalisis karakteristik
peserta didik
c)
Menentukan TIK
d)
Menentukan materi
pelajaran
e)
Menetapkan penjajagan awal
f)
Menentukan strategi
belajar mengajar
g)
Mengkoordinasi sarana penunjang,
yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga,
h)
Mengadakan evaluasi
3.
Model Briggs
Dengan mengutip pendapat
Briggs (1977), berdasarkan prinsip dasar pengembangan yang dipakai, urutan
langkah kegiatan pengembangan instruksional, menurut Briggs, adalah sebagai
berikut :
·
Mau ke mana ? Meliputi :
1)
Identifikasi
masalah/tujuan
2)
Rumusan tujuan dalam
perilaku belajar
3)
Penyusunan materi/silabus
4)
Analisis tujuan
·
Dengan apa ? Meliputi :
1)
Analisis tujuan
2)
Jenjang belajar dan
strategi instruksional
3)
Rancangan instruksional
(guru)
4)
Strategi instruksional
(tim pengembangan instruksional)
·
Bilamana sampai tujuan ?
meliputi
1)
Penyusunan tes
2)
Evaluasi formatif
3)
Evaluasi sumatif
Langkah
– langkah dari model Briggs adalah sebagai berikut :
1)
Identifikasi
kebutuhan/penentuan tujuan
2)
Penyusunan garis besar
kurikulum/rincian tujuan kebutuhan isntruksional
3)
Perumusan tujuan
4)
Analisis tugas/tujuan
5)
Penyiapan evaluasi hasil
belajar
6)
Menentukan jenjang belajar
7)
Penentuan kegiatan belajar
8)
Pemantauan bersama
9)
Evaluasi formatif
10)
Evaluasi sumatif
4.
Model Gerlach dan Ely
Menurut Gerlach dan Ely
(1971), langkah – langkah dalam pengembangan isntruksional, terdiri dari :
1)
Merumuskan tujuan
isntruksional
2)
Menentukan isi materi
3)
Menentukan kemampuan awal
peserta didik
4)
Menentukan teknik dan
strategi
5)
Pengelompokan belajar
6)
Menentukan pembagian waktu
7)
Menentukan ruang
8)
Memilih media
instruksional
9)
Mengevaluasi hasil belajar
10)
Menganalisis umpan balik
5.
Model Bela H. Banathy
Menurut Banathy (1972),
secara garis besar pengembangan instruksional meliputi 6 langkah pokok, yaitu :
1)
Menganalisis dan
merumuskan tujuan
2)
Merumuskan kriteria tes
yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
3)
Menganalisis dan
merumuskan kegiatan belajar
4)
Merancang sistem
5)
Mengimplementasikan dan
melakukan kontrol kualitas sistem
6)
Mengadakan perbaikan dan
perubahan berdasarkan hasil evaluasi
C.
Proses Perencanaan Pengajaran
1.
Tahap perencanaan, meliputi:
a)
Menciptakan atau mengadakan badan atau bagian
yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan
b)
Menetapkan prosedur perencanaan
c)
Mengadakan reorganisasi struktural internal
administrasi agar dapat berpartisipasi dalam proses implementasinya
d)
Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk
mengumpulkan dan menganalisa data yang akan diperlukan dalam perencanaan
2.
Tahap perencanaan awal
Membandingkan
output yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang untuk mengetahui
apakah rencana yang dilaksanakan relevan, efektif dan efesien.
3.
Tahap formulasi rencana, meliputi:
a)
Menyiapkan seperangkat keputusan yang diambil
oleh pemegang otoritas
b)
Menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi
pegangan berbagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi
keputusan
4.
Tahap elaborasi rencana, meliputi:
a)
Membuat program
Membagi
rencana kedalam beberapa program pelaksanaan dengan tujuan spesifikasi
masing-masing
b)
Identifikasi dan formulasi proyek
Program
terbagi dalam beberapa proyek yang diidentifikasikan secara tuntas agar dapat
dilaksanakan. Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa
biaya, jangka waktu, dan hal-hal yang dianggap perlu
5.
Tahap implementasi rencana
Pada
saat ini perencanaan bergabung dengan proses pelaksanaan atau menajemennya.
Sumber-sumber daya manusia, dana, dan materil dialokasikan, jadwal dan waktu
ditetapkan, pelaksanaan proyek, pemberian tugas dan sebagainya
6.
Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Evaluasi
memberikan 2 makna:
a)
Memberikan gambaran tentang kelemahan rencana
b)
Sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam
membuat rencana ulang
D.
Jenis Perencanaan Pengajaran
1.
Menurut Besaran atau magnitude:
a.
Perencanaan Makro
Perencanaan
yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan
ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam mencapai
tujuan tersebut.
b.
Perencanaan Meso
kebijakan
yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam program-program yang
lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai keadaan daerah,
departemen dan unit lainnya
c.
Perencanaan Mikro
Perencanaan
yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan karakteristik
lembaga pendidikan
2.
Menurut Telaahnya :
a.
Perencanaan Strategi
Berkaitan
dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman
b.
Perencanaan Manajerial
Perencanaan
yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai
secara efektif dan efesien.
c.
Perencanaan Operasional
Memusatkan
perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan
dari rencana menejerial
3.
Menurut Jangka Waktunya :
a.
Perencanaan Jangka Panjang: 10-25 tahun
b.
Perencanaan Jangka Menengah: 4-10 tahun
c.
Perencanaan Jangka Pendek: 1-3 tahun
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
“Model adalah seperangkat
prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian
kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi”. (Briggs, 1978).
Ada beberapa model
pengembangan instruksional, misalnya model pengembangan instruksional Briggs,
model Banathy, Model PPSI, Model Kemp, model Garlach dan Ely, dan masih banyak
model – model yang belum dibahas.
Model – model tersebut
mempunyai banyak perbedaan dan persamaan. Perbedaan model – model terletak pada
istilah yang dipakai, urutan, dan kelengkapan langkahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, 2011, Perencanaan Pengajaran, Jakarta :
Rineka Cipta
Sanjaya, Wina, 2009, Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta : Kencana
0 komentar:
Posting Komentar