“Hati adalah raja” ungkapan yang sudah sering kita dengar. Hati adalah raja yang dapat menggerakkan semua anggota tubuh kepada apa yang dikehendaki sesuai kondisinya, apakah ia sehat, tegar, lemah, atau sakit.
Hati yang sakit cenderung kepada hal-hal yang negative. Hati yang lemah tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap satu pekerjaan sehingga sang empunya tidak dapat optimal melakukannya.
Hati yang unggul adalah hati yang sehat dan tegar. Ia akan selalu membimbing seseorang kepada perilaku baik, tidak aniaya terhadap sesama, kerja keras, optimis dan tawakkal. Tidak mudah digoyahkan. Cacian dan hinaan manusia tidak akan berefek terhadap komitmennya.
Semua orang tentu ingin memiliki hati yang unggul ini. Berikut ini beberapa cara untuk memiliki hati yang unggul:
1. Memperkuat iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hari akhir.
Dengan cara banyak-banyak mengingat kematian serta balasan kebaikan dan keburukan setelahnya. Ibnu Mas’ud pernah berpesan, “Kalian berada di perlintasan siang dan malam, dalam ajal yang terus mendekat, dan amalan yang akan tetap dicatat. Sedangkan kematian akan datang tiba-tiba. Barangsiapa yang menanam kebaikan, maka ia akan memanen suatu yang menggembirakan. Dan barang siapa yang menanam keburukan, maka ia akan memanen penyesalan.” [Siyaru A’lamin Nubala’: I/497]
2. Takut kepada Allah.
Rasa takut kepada Allah akan menjadi kekuatan yang mencegah dari berlaku durhaka terhadap-Nya. Jika terjerumus ke dalamnya, rasa takut tersebut akan mendorongnya untuk mencari sebab ampunan dan kafarahnya, sehingga ia tidak berada dalam kemurkaan-Nya. Kemudian dia bertaubat, beristighfar, dan memperbanyak kebaikan agar menghapuskan kesalahan-kesalahannya.
3. Bergaul bersama orang-orang shaleh.
Nabiyulah Isa ‘alaihis salam pernahberkata, “Bergaulah bersama orang-orang yang apabila kalian melihatnya, maka kalian akan ingat kepada Allah. Dengan orang yang ucapannya akan menambah amalan kalian. Dengan orang yang amalannya akan memotivasi kalian dalam beramal untuk kehidupan akhirat.” [Al-Bayan watTabyin: III/87]
4. Mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Orang yang menginginkan agar hatinya selalu terjaga maka ia harus mengikuti sunnah-sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebagaimana Imam Malik mengatakan, “Sunnah itu ibarat bahtera Nabi Nuh. Barangsiapa yang menaikinya akan selamat, barangsiapa yang tertinggal darinya maka ia akan tenggelam.”
5. Membaca Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an merupakan Dzikir kepada Allah yang paling agung dan utama. Sedangkan hati akan tenang dengan berdzikir kepada-Nya. Terlebih, bahwa Al-Qur'an itu adalah kalamullah.
6. Memperbanyak do’a kepada Allah.
Sebagaimana do’a yang sering dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
Intisemua ini, bahwa hati yang unggul itu adalah hati yang senantiasa terhubung dengan Allah. Orang yang hatinya terhubung dengan Allah tidak akan pernah gelisah, pesimis. Ia akan selalu optimis dan semangat melakukan aktivitas kebaikan, karena ia bagian dari ibadah yang menjadi sarana mendapatkan pahala dan keridhaan dari Allah ‘Azza wa Jalla. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
0 komentar:
Posting Komentar